Laman

Selasa, 19 Maret 2013

Kantong Plastik Ramah Lingkungan (Biobag)


 


Biobag merupakan kantong plastik ramah lingkungan yang bahan bakunya berasal dari kulit jagung dan dapat terurai di tanah dengan sendirinya.
Di Indonesia biobag pertama kali dikenalkan oleh PT Ecotech Indopratama pada akhir 2006. Menurut Mutaza Sarbini, Direktur Pelaksana Ecotech, seperti dikutip situs Radio Singapore International “Rahasia biobag terletak pada bahan baku yaitu terbuat dari kulit jagung yang disebut mates-bi” (Wikimu.com).
Biobag tidak ubahnya dengan kantong plastik lain hanya saja terbuat dari bahan alami berupa kulit jagung sehingga mudah terurai di tanah. Biobag juga cocok digunakan sebagai pembungkus daging atau ikan sebelum dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Dengan tekstur yang dimilikinya, ikan atau daging yang dibungkus biobag mampu disimpan selama dua bulan di dalam lemari pendingin, dan tidak akan lengket pada saat pencairan.
Biobag mampu meredam bau dari sampah organik. Jika digunakan sebagai kantong sampah pori-pori biobag dapat mengatur sirkulasi udara di dalamnya, membuat biobag tidak mudah berembun sehingga dapat menekan pertumbuhan jamur. Bobot sampah organik yang disimpan juga akan menyusut hingga lima puluh persen.
Keunggulan lain dari biobag adalah jika dibuang di tempat pembuangan sampah atau dipendam di dalam tanah mampu terurai secara alami hanya dalam waktu sepuluh sampai empat puluh lima hari (BiobagUSA.com).
Biobag merupakan salah satu alternatif bagi industri retail yang banyak menggunakan kantong plastik. Alfamart contohnya, per satu Juli 2009 kemarin mengampanyekan penghematan struk belanja dan mulai menggunakan kantong plastik ramah lingkungan untuk setiap kantong belanjanya. Dengan cara ini masyarakat diajak bersama-sama untuk peduli terhadap lingkungan.
Ini merupakan solusi yang bagus dan akan lebih baik seandainya dibarengi dengan peningkatan pemahaman masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong belanja plastik, karena bagaimanapun juga biobag hanya mampu mengatasi sedikit permasalah pencemaran lingkungan tapi tidak kepada sumbernya, yaitu manusia sendiri.
Alih-alih plastik ramah lingkungan, seorang teman pernah berkata kepada saya “Nih lihat!” sambil menunjukkan plastik yang dipegangnya ia mendiktekan tulisan yang tertera pada plastik tersebut “Plastik ini akan hancur dengan sendirinya!”. Teman saya ini adalah pelanggan setia Alfamart, dalam setiap istirahat siang ia pasti akan mampir berbelanja dan membawa paling sedikit dua kantong plastik ukuran sedang dan itu berlangsung terus setiap hari.
Dalam konteks ini, permasalahan kantong plastik bukan dari bahan apa ia dibuat, tapi untuk apa ia digunakan . Jika hanya sebagai kantong belanja dan setelah itu terbuang percuma maka bukan tidak mungkin penumpukan sampah biobag akan terjadi sebentar lagi, melihat volume sampah yang dihasilkan oleh kota Jakarta sangat besar yaitu 6,7 ton per hariatau setara dengan 28.000 meter kubik dan 52,97 persennya berasal dari rumah tangga.
Penggunaan kantong plastik dapat diterapkan untuk keperluan lain yang sangat membutuhkan pengemasan agar tidak terkontaminasi atau membahayakan keselamatan, dan kesehatan orang banyak seperti, untuk membungkus sampah rumah tangga, pupuk, arang sekam, detergen, obat kimia, dan lainnya.
Untuk berbelanja keperluan harian, tas kain merupakan solusi yang paling bijak karena dapat dipakai berulang-ulang sehingga tidak menambah sampah baru, dan jika berbelanja dalam jumlah banyak, kita bisa meminta kardus bekas kepada penjaga toko atau swalayan.
Demi menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan tidak ada salahnya toh kita bersusah payah? Ada satu slogan dari BiobagUSA.com yang saya kutip di sini “Changing the World Without Changing the Earth ” dan yakin kita BISA!
sumber/ http://cahayakharismaplasindo.com/article/60005/kantong-plastik-ramah-lingkungan.html

Tidak ada komentar: